Banjir Perumda Diatasi Melalui Perubahan Anggaran 2017

GROBOGAN ( Top News ) – Banjir di pemukiman perumahan daerah (Perumda) di Jalan Gajah Mada Purwodadi, Grobogan (Jateng), dijanjikan Dinas Perumahan ditangani melalui perubahan anggaran 2017. 

Kepala Dinas Perumahan Grobogan M Chanif mengatakan, APBD 2017 kawasan Perumda telah dianggarkan Rp 400 juta untuk penataan jalan lingkungan (pavingisasi). Dana itu hanya cukup untuk membangun 200 -300 meter jalan paving. Maka jalan lingkungan di perumahan tersebut yang belum terjamah diupayakan perbaikannya melalui perubahan anggaran 2017. Termasuk upaya mengatasi banjir di kawasan pemukiman tersebut.

Tahun 2017 ini, kawasan Perumda 3 kali menjadi sasaran banjir. Beberapa warga mengatakan, banjir itu akibat melimpasnya air sawah ke tengah pemukiman. Sebab air buangan tidak dapat terbuang melalui saluran pembuangan yang ada. Bahkan saluran pembuangan di sepanjang Jalan Gajah Mada dinilai tidak memadai lantaran di atasnya banyak didirikan warung-warung PKL.

‘’PKL itu sedikit banyak mengganggu arus air, sebab tiang-tiang penyangganya banyak yang kedapatan berada di tengah-tengah saluran,’’ kata Supriyanto, warga Perumda.

Ia mengatakan, idealnya saluran pembuangan di sepanjang jalan Gajah Mada diperlebar, atau dinormalisasi. Sebab dari ujung ke ujung saluran pembungan itu bermasalah. Dari ujung timur sudah tak mampu menampung limpasan dalam kapasitas besar lantaran lumpurnya menggunung.

Sebaliknya di ujung barat saluran itu, tepatnya depan terminal bus Purwodadi, juga banyak didirikan bangunan dan warung-warung PKL. Itupun dipenuhi lumpur dan sarat dengan sampah, sehingga menghambat jalannya air pembuangan.

Menurutnya, perlu ada penataan yang menyeluruh dalam menangani banjir di kawasan Perumda. Paling tidak kawasan itu perlu didesain ulang. Sehingga bangunan baru dapat menyesuaikan dengan lingkungan yang ada. Kemudian perlu penataan kembali terhadap semua saluran pembuangan rumah tangga di kawasan tersebut. Paling tidak dicarikan lagi titik nol di atas limpasan air sawah. Sehingga Perumda tidak lagi menjadi sararan banjir dari buangan air sawah petani. (syam/TN)