JK Ingatkan Pemda Jangan Korupsi

JAKARTA (Top News) - Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti ditangkap KPK bersama istrinya, Lily Martiani Maddari, dua pengusaha dan seorang perantara. Mereka ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Bengkulu, Selasa (2-0/6/2017) pukul 10.00 WIB kemarin.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan pemimpin daerah agar tidak korupsi, menerima suap maupun menerima gratifikasi. Sehingga tidak disasar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Ada satu hal yang menarik sebenarnya, bahwa OTT itu sekarang tidak banyak di pusat, tapi di daerah-daerah. Berarti di Jakarta itu mungkin sudah lebih sadar akan pentingnya menjalankan aturan-aturan pemerintahan," kata JK di kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (20/6/2017).
Ia mengatakan hal itu menanggapi ditangkapnya Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti dan istrinya oleh KPK dalam OTT di Bengkulu.
JK mengatakan, pemimpin daerah kerap lupa terhadap pengawasan karena jaraknya yang jauh. Padahal pengawasan penegak hukum bisa dilakukan melalui berbagai cara. Bahkan lebih massif daripada di Jakarta. 
"Jangan lupa dengan rekaman itu, Anda bisa telepon di mana pun. Di Medan, di Makassar, bisa direkam dari Jakarta. Jadi orang mengira hanya bisa direkam kalau dekat-dekat saja, padahal tidak demikian, jauh pun dengan teknologi saat ini bisa langsung direkam. Jadi itu harus hati-hati," kata JK.
Terkait penangkapan Gubernur Bengkulu, JK menyerahkan proses hukumnya ke KPK. Aparat penegak hukum harus bekerja keras mengungkap kasus tersebut.
"Ini kan gubernurnya teman baik, Ridwan Mukti, ini kan lagi diproses. Kita tunggulah prosesnya, apa yang terjadi sebenarnya, kita belum tahu jelas. Cuma berita begitu saja, ya tentu seluruh aparat hukum harus kerja keras," ujarnya.
JK menilai kinerja KPK optimal mesti ada pihak yang menyindir dengan istilah OTT recehan. OTT KPK yang disebut recehan menunjukkan tidak adanya transaksi tindak pidana korupsi dalam jumlah besar.
"Itu hal yang bagus sebenarnya. Jangan lupa OTT makin kecil itu bagus. Berarti tidak ada lagi transaksi besar, kan. Jadi bagus itu. Kalau hanya apa itu (recehan), berarti ada kemajuan sebenarnya,"  kata Wapres JK. (syam/TN)