Utusan Amien ke KPK Tak Bawa Hasil

JAKARTA (Top News) – Ketua Dewan Penasehat Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengutus lima orang utusannya datang lebih dulu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Utusan itu datang untuk memastikan bisa tidaknya Ketua KPK Agus Rahardjo menerima mantan Ketua Umum PAN tersebut.

Namun  Pimpinan KPK tak berubah sikap dan tetap menolak menemui pendiri PAN itu.  Akhirnya  lima orang utusan tersebut pulang tak membawa hasil.

‘’Yang perlu diingat,  Pak Amien ambil inisiatif memberikan keterangan melalui utusannya, tapi karena KPK belum bersedia bertemu maka harus menunggu kesediaan pimpinan KPK," kata politisi PAN Dradjad Wibowo di Gedung KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (5/6/2017).

Dradjad datang ke KPK bersama Saleh Daulay, Zamhur, Ansufri ID Sambo dan Hanafi Rais (anggota Komisi I DPR RI) - putra Amien Rais -  yang juga diutus bapaknya ke KPK. Dradjad mengatakan, kehadiran mereka ke KPK awalnya ingin meminta kepastian apakah pimpinan KPK bersedia bertemu Amien Rais apa tidak.

"Pak Amien ada di sekitar sini jadi kalau pimpinan KPK bersedia Pak Amien akan langsung datang. Katanya memang tidak bisa. Kalau tidak bisa, maka kami yang diutus kemari, memastikan. Pak Amien minta kalau bisa setelah beliau pulang umroh," ujar Dradjad.

Nama Amien disebut dalam persidangan terhadap terdakwa mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (31/5/2017). Menurut jaksa, berdasarkan fakta persidangan, Amien Rais menerima enam kali pemberian uang yang jumlah totalnya sebesar Rp 600 juta.

Uang itu berasal dari keuntungan perusahaan swasta yang ditunjuk langsung Siti Fadilah untuk menangani proyek pengadaan alat kesehatan di Kementerian Kesehatan tahun 2005. Namun, Amien membantah adanya aliran dana dari mantan menteri kesehatan tersebut.

Amien mengungkapkan pernah menerima uang, namun dari Soetrisno Bachir yang juga kawan lamanya dan merupakan politisi PAN. Uang itu disebut Amien adalah pemberian Soetrisno Bachir yang kerap membantu operasional kegiatan politiknya.  

Dalam kesempatan itu, massa dari sejumlah organisasi kepemudaan menggelar aksi demo di depan Gedung KPK. Mereka terdiri dari Barisan Muda Penegak Amanat Nasional dan Angkatan Muda Muhammadiyah. Melalui pengeras suara mereka dengan lantang menganggap KPK bermain politik  karena Pak Amin yang tak menerima aliran dana dari proyek pengadaan alat kesehatan tahun 2015 disebut-sebut jaksa KPK menerima aliran dana.

‘’Ini salah satu bentuk politisasi KPK terhadap mantan Ketua Umum PAN kami,’’ kata orator dari aksi demo itu. Aksi tersebut dijaga ketat oleh polisi dengan membuat pagar betis di depan Gedung KPK. (syam/TN)