Grobogan Endemis Kaki Gajah
GROBOGAN (Top News) - Kabar mengejutkan datang dari Kabupaten Grobogan, Jateng. Karena delapan kecamatan di daerah itu, yaitu Tegowanu, Gubug, Pulokulon, Ngaringan, Tawangharjo, Godong dan Gubug menjadi daerah sasaran penyebaran penyakit kaki gajah. Akibatnya Kabupaten Grobogan dinyatakan sebagai daerah endemis penyakit kaki gajah.
Penyakit itu tergolong mudah menular. Sampai 10 Juli 2017 tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Grobogan, sebanyak 12 warga di delapan daerah kecamatan tersebut terserang penyakit kaki gajah. Atau dalam istilah teknis kesehatan disebut filariasis.
‘’Untuk menanggulangi penyebaran penyakit itu, Dinas Kesehatan bekerja sama dengan kader Posyandu di setiap RT di seluruh Kabupaten Grobogan mengadakan pembagian obat anti penyakit kaki gajah untuk semua warga di daerah tersebut,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Lely Astati di Purwodadi, kemarin.
Ia mengatakan hal itu dalam acara pencanangan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) di Kantor Dinas Kesehatan Jalan Gajah Mada Purwodadi, Grobogan. Acara itu dibuka Bupati Grobogan Sri Sumarni,
Lely mengatakan, sebanyak 12 orang yang terserang penyakiy kaki gajah itu, tergolong berat. Karena masuk dalam catatan penderita kronis. Menurutnya, sebelum Kabupaten Grobogan ditetapkan sebagai daerah endemis kaki gajah, Dinas Kesehatan telah mengadakan surve melalui pengambilan darah jari terhadap beberapa warga di Kecamatan Tawangharjo, Geyer dan Pulokulon.
‘’Dalam surve itu ditemukan angka microfilaria rate lebih dari 1 persen,’’ kata Lely. Seharusnya lanjut ibu dari dua anak ini, batas angka microfilaria rate kurang dari 1 persen. Yaitu dari 100 orang yang diambil sampel darahnya, ditemukan 1 orang positif mengandung mikrofilaria.
Atas kondisi itu, pihaknya berharap berbagai elemen masyarakat peduli terhadap pemberantasan penyakit kaki gajah. Kesehatan katanya, merupakan investasi sumber daya manusia yang memiliki kontribusi positif terhadap meningkatnya Indek Pembangunan Manusia (IPM). Itu sebabnya, semua pihak diminta terpangggil untuk ikut serta memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat.
Ia mengatakan negeri ini belakangan menghadapi beban ganda (double burden) dalam pelayanan kesehatan. Yakni penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan yang penting untuk secepatnya ditangani dan secara bersamaan angka morbiditas dan mortalitas penyakit tidak menular juga makin meningkat.
Ancaman penyakit menular yang bersumber dari binatang dinilainya berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini, Untuk itu penyakit menular tropik menjadi prioritas untuk dituntaskan pada tahun 2020. Penyakit itu antara lain gaki gajah, cacingan, demam keong, kusta dan patek. (syam/TN)
Penyakit itu tergolong mudah menular. Sampai 10 Juli 2017 tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Grobogan, sebanyak 12 warga di delapan daerah kecamatan tersebut terserang penyakit kaki gajah. Atau dalam istilah teknis kesehatan disebut filariasis.
‘’Untuk menanggulangi penyebaran penyakit itu, Dinas Kesehatan bekerja sama dengan kader Posyandu di setiap RT di seluruh Kabupaten Grobogan mengadakan pembagian obat anti penyakit kaki gajah untuk semua warga di daerah tersebut,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Lely Astati di Purwodadi, kemarin.
Ia mengatakan hal itu dalam acara pencanangan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) di Kantor Dinas Kesehatan Jalan Gajah Mada Purwodadi, Grobogan. Acara itu dibuka Bupati Grobogan Sri Sumarni,
Lely mengatakan, sebanyak 12 orang yang terserang penyakiy kaki gajah itu, tergolong berat. Karena masuk dalam catatan penderita kronis. Menurutnya, sebelum Kabupaten Grobogan ditetapkan sebagai daerah endemis kaki gajah, Dinas Kesehatan telah mengadakan surve melalui pengambilan darah jari terhadap beberapa warga di Kecamatan Tawangharjo, Geyer dan Pulokulon.
‘’Dalam surve itu ditemukan angka microfilaria rate lebih dari 1 persen,’’ kata Lely. Seharusnya lanjut ibu dari dua anak ini, batas angka microfilaria rate kurang dari 1 persen. Yaitu dari 100 orang yang diambil sampel darahnya, ditemukan 1 orang positif mengandung mikrofilaria.
Atas kondisi itu, pihaknya berharap berbagai elemen masyarakat peduli terhadap pemberantasan penyakit kaki gajah. Kesehatan katanya, merupakan investasi sumber daya manusia yang memiliki kontribusi positif terhadap meningkatnya Indek Pembangunan Manusia (IPM). Itu sebabnya, semua pihak diminta terpangggil untuk ikut serta memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat.
Ia mengatakan negeri ini belakangan menghadapi beban ganda (double burden) dalam pelayanan kesehatan. Yakni penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan yang penting untuk secepatnya ditangani dan secara bersamaan angka morbiditas dan mortalitas penyakit tidak menular juga makin meningkat.
Ancaman penyakit menular yang bersumber dari binatang dinilainya berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini, Untuk itu penyakit menular tropik menjadi prioritas untuk dituntaskan pada tahun 2020. Penyakit itu antara lain gaki gajah, cacingan, demam keong, kusta dan patek. (syam/TN)
Grobogan Endemis Kaki Gajah
Reviewed by samsul huda
on
July 10, 2017
Rating:
Post a Comment