Waduk Kedungombo Ditutup
GROBOGAN (Top News) – Waduk Kedungombo di Desa Rambat, Kecamatan Gundih, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, ditutup untuk kepentingan perbaikan saluran irigasi. Demikian dikatakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Subiyono di Purwodadi, Rabu (12/7/2017).
Penutupan itu berlangsung sampai September 2017. Bahkan diperpanjang hingga Oktober-Nopember 2017 bila perbaikan proyek multi years dari Kementerian PUPR senilai Rp 1,6 triliun itu, belum selesai.
Subiyono mengatakan, perbaikan saluran dari jaringan Waduk Kedungombo ini cukup panjang. Dari hulu hingga hilir mencapai panjang 40 km meter lebih. Sehingga perbaikannya memerlukan cukup waktu.
Perbaikan itu kata Kadinas PUPR Grobogan ini, tidak mengganggu tanaman palawija. Sebab di beberapa titik sawah petani telah dibangun sumur gali dan embung. Air sumur tersebut dinilainya cukup untuk membasahi (ngocori ) tanaman palawija seperti jagung, kedelai dan lainnya.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (NNWS) Pemali Juana Rubhan Ruzziyatno mengatakan, penutupan Waduk Kedungombo itu sebelumnya sudah dibahas dan disepakati perkumpulkan petani pemakai air (P3A) di Grobogan, Pati, Kudus dan Demak. Sebab dampak penutupan Waduk Kedungombo juga dirasakan petani di beberapa daerah tersebut.
‘’Seperti tahun-tahun sebelumnya pengeringan saluran di jaringan Kedungombo itu, selalu mengikuti pola tanam petani pada musim kemarau. Pada musim ini tanaman palawija hanya membutuhkan sedikit air,’’ kata Rubhan.
Secara efektif pengeringan itu dilangsungkan selama dua bulan, yaitu Juli-September 2017. Namun sesuai kepepakatan dengan P3A di beberapa daerah tersebut bisa diperpanjang selama perbaikan dasar saluran belum selesai. Meski demikian pihaknya terus memantau kondisi lapangan terkait sulitnya air yang digunakan untuk ngocor tanaman palawija.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Grobogan Edhie Sudaryanto mengatakan, penutupan Waduk Kedungombo telah dilakukan Juni 2017. Praktis petani langsung mempersiapkan sumur-sumur sawah untuk kepentingan pengocoran tanamannya.
Penutupan Kedungombo dinilai tidak mempengaruhi target swasembada pangan akhir 2017. Sebab target pengadaan pangan di Grobogan terpenuhi. Bahkan melebihi target hingga dikirim ke beberapa daerah yang kekurangan stok pangan.
‘’Penutupan itu berlangsung setelah petani memanen tanaman padinya. Jadi tidak berpengaruh dengan hasil panen,’’ katanya. Ditambahkan, penutupan Waduk Kedungombo secara teknis tidak merugikan petani. Karena untuk kepentingan ngocor tanaman palawija tersedia cukup air di embung-embung yang dibangun Kementerian Pertanian pada tahun-tahun sebelumnya.(syam/TN)
Penutupan itu berlangsung sampai September 2017. Bahkan diperpanjang hingga Oktober-Nopember 2017 bila perbaikan proyek multi years dari Kementerian PUPR senilai Rp 1,6 triliun itu, belum selesai.
Subiyono mengatakan, perbaikan saluran dari jaringan Waduk Kedungombo ini cukup panjang. Dari hulu hingga hilir mencapai panjang 40 km meter lebih. Sehingga perbaikannya memerlukan cukup waktu.
Perbaikan itu kata Kadinas PUPR Grobogan ini, tidak mengganggu tanaman palawija. Sebab di beberapa titik sawah petani telah dibangun sumur gali dan embung. Air sumur tersebut dinilainya cukup untuk membasahi (ngocori ) tanaman palawija seperti jagung, kedelai dan lainnya.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (NNWS) Pemali Juana Rubhan Ruzziyatno mengatakan, penutupan Waduk Kedungombo itu sebelumnya sudah dibahas dan disepakati perkumpulkan petani pemakai air (P3A) di Grobogan, Pati, Kudus dan Demak. Sebab dampak penutupan Waduk Kedungombo juga dirasakan petani di beberapa daerah tersebut.
‘’Seperti tahun-tahun sebelumnya pengeringan saluran di jaringan Kedungombo itu, selalu mengikuti pola tanam petani pada musim kemarau. Pada musim ini tanaman palawija hanya membutuhkan sedikit air,’’ kata Rubhan.
Secara efektif pengeringan itu dilangsungkan selama dua bulan, yaitu Juli-September 2017. Namun sesuai kepepakatan dengan P3A di beberapa daerah tersebut bisa diperpanjang selama perbaikan dasar saluran belum selesai. Meski demikian pihaknya terus memantau kondisi lapangan terkait sulitnya air yang digunakan untuk ngocor tanaman palawija.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Grobogan Edhie Sudaryanto mengatakan, penutupan Waduk Kedungombo telah dilakukan Juni 2017. Praktis petani langsung mempersiapkan sumur-sumur sawah untuk kepentingan pengocoran tanamannya.
Penutupan Kedungombo dinilai tidak mempengaruhi target swasembada pangan akhir 2017. Sebab target pengadaan pangan di Grobogan terpenuhi. Bahkan melebihi target hingga dikirim ke beberapa daerah yang kekurangan stok pangan.
‘’Penutupan itu berlangsung setelah petani memanen tanaman padinya. Jadi tidak berpengaruh dengan hasil panen,’’ katanya. Ditambahkan, penutupan Waduk Kedungombo secara teknis tidak merugikan petani. Karena untuk kepentingan ngocor tanaman palawija tersedia cukup air di embung-embung yang dibangun Kementerian Pertanian pada tahun-tahun sebelumnya.(syam/TN)
Waduk Kedungombo Ditutup
Reviewed by samsul huda
on
July 12, 2017
Rating:
Post a Comment