Over Karyawan Dituding Penyebab PDAM Grobogan Tidak Sehat (3)
GROBOGAN
(TopNews) – Pendapatan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Grobogan tahun 2015-2016 tidak memenuhi target, alias
minus. Sehingga tidak dapat memberikan kontribusi ke daerah melalui pendapatan
asli daerah sendiri (PADS). Over karyawan perusahaan itu oleh sementara pihak
dituding sebagai penyebab salah satu penyebabnya. Mengapa ? Karena sebagian
besar pendapatan itu tersedot untuk gaji karyawan.
Jumlah
karyawan perusahaan itu seperti dilaporkan pihak manajemen PDAM ke Komisi B
DPRD mencapai 339 orang. Sedang pendapatan tahun 2015-2016 sekitar Rp 1,8
miliar. Dari jumlah itu, sebesar Rpo 950 juta habis digunakan untuk menggaji
karyawan. Selebihnya Rp 900 juta untuk operasional seperti bayar listrik
Instalasi Pengolahan Air (IPA), beli tawas, bahan bakar disel (jenset), perawatan
pipa-pipa bocor dan lainnya.
Saat
itu, Ketua Komisi B DPRD Grobogan Budi Susilo minta jajaran pimpinan PDAM
membenahi manajemen yang menyebabkan pendapatan berkurang. Dewan juga minta
jajaran pimpinan BUMD ini, meningkatkan produktifitas kerja. Karyawan yang ada
diminta bekerja optimal untuk meningkatkan pelayanan. Sehingga PDAM dapat sehat
kembali.
Badan
Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyatakan PDAM dua kali
manajemennya tidak sehat, yaitu tahun 2015-2016. Maka Dirut baru Bambang Pulonggono Mei 2017
langsung mengambil inisiatif mengumpulkan jajaran pimpinan perusahaan itu untuk
mengambil jalan keluar. Saat itu tunggakan tinggi yaitu mencapai hampir Rp 2
miliar. Bahkan hampir 6.000 pelanggan tidak aktif lagi sebagai pelanggan.
Yang
aktif tercatat 28.000 pelanggan. Dari jumlah itu, 17.000 di antaranya berada di
Kecamatan Purwodadi. Misal dirata-rata pelanggan di Purwodadi saja setiap bulan
membayar rekening minimal Rp 100 ribu, PDAM mendapatkan Rp 1,7 miliar. Padahal besaran
rekening setiap pelanggan di Purwodadi lebih Rp 200.000. Atau nilainya sekitar Rp 3,4 miliar setiap
bulannya.
Itu
baru dari pelanggan Purwodadi, Belum terhitung 11.000 di Godong, Gubug,
Wirosari, Tawangharjo, Pulokulon dan lainnya. Lalu bagaimana hingga PDAM terus
merugi. Misal hal itu akibat over karyawan bisa jadi benar adanya. Sebab perekrutan
karyawan di tahun 2014 terjadi besar-besaran. Siapapun bisa menjadi karyawan
PDAM asal memberikan pelican Rp 50 juta – Rp 100 juta.
Mereka
jadi karyawan tidak melalui rekrutmen tes. Tetapi cukup lewat orang dalam.
Beberapa LSM di Grobogan sempat memprotes hal itu di kejaksaan. Perekrutan karyawan
PDAM 2014 mencapai 100 orang lebih. Hal itu dilakukan dengan alasan terjadi
penambahan jaringan untuk 11.000 – 14.000 pelanggan.
Belakangan
penambahan jaringan itu tak befungsi dengan baik karena air yang
didistribusikan tak mencukupi. Mereka banyak yang mematikan meterannnya, Dan praktis
tidak lagi sebagai pelanggan PDAM. Namun demikian jumlah karyawan sudah
terlanjur banyak. Praktis pendapapatan PDAM lebih banyak tersedot untuk
menggaji mereka. Inilah yang menyebabkan antara pendapatan dan pengeluran tidak
seimbang.
Dirut
PDAM Bambang Pulonggono mengatakan, masalah itu nantinya masuk kajian Tim
Undip. Apakah dirasionalisasi atau tidak, sepenuhnya Tim Undip Semarang yang
akan menilai. PDAM hanya menyajikan data, dan berkepentingan untuk penyehatan
manajemen ke depan. Sehingga di mata pelanggan perusahaan tidak lagi dipandang
sebelah mata. (syam/TN)
Over Karyawan Dituding Penyebab PDAM Grobogan Tidak Sehat (3)
Reviewed by samsul huda
on
September 24, 2017
Rating:
Post a Comment