Pengelola Diduga Tidak Beres, Objek Wisata Kedungombo Ditutup
GROBOGAN (Top News) – Diduga pengelolaan objek wisata Waduk Kedungombo di Desa Rambat, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, dirundung masalah. Sebab Unit Koperasi Karyawan (Kopkar) Jratunseluna di Kedungombo dinilai tidaki beres dalam mengelola objek wisata itu. Sehingga Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana di Semarang selaku penanggungjawab Kopkar menutup objek wisata tersebut.
Penutupan objek widata ini menyebabkan wisatawan tak dapat menikmati keindahan waduk terbesar se Asia itu, dari gardu pandang. Selain itu 50 pedagang makanan dan pedagang ikan bakar yang mengitari kawasan wisata objek Waduk Kedungombo kehilangan mata pencaharian. Mereka kini berjualan di luar kawasan objek wisata.
Diperoleh keterangan, setahun belakangan pendapatan objek wisata itu selalu rugi. Sebab yang diterima pengurus Kopkar Jratunseluna di Semarang minus puluhan juta rupiah. Padahal objek wisata tersebut selalu ramai pengunjung. Lebih-lebih pada hari libur nasional maupun libur hari minggu.
Penutupan objek wisata itu ditandai dengan palang besi di pintu tiket masuk objek wisata Kedungombo. Pada pintu loket tertulis Wisata Kedungombo ditutup tanpa keterangan jelas. Selebaran dari Kopkar Jratunseluna isinya tentang penutupan objek wisata itu ditempel di beberapa titik. Selebaran ini ditandatangani Ketua Koperasi Kusbiyanto, Kamis ( 31 Agustus 2017). Atas penutupan tersebut semua pedagang di kawasan objek wisata diminta keluar dari lokasi, termasuk pengelola parkir di dalam kawasan wisata.
Selebaran itu ditembuskan ke Kepala BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Pamali Juana di Semarang, Kepala Tata Usaha BBWS Pemali Juana sebagai penasehat Kopkar Jratunseluna dan Ketua Badan Pengawas Koperasi Kopkar Jratunseluna. Disebutkan penutupan objek wisata Kedungombo berlaku efektif Jumat 1 September 2017. Meskipun pada hari itu merupakan hari libur nasional karena bertepatan dengan Hari Raya Kurban.
Penutupan objek wisata itu mengundang perhatian Bupati Grobogan Sri Sumarni. Sebab sebelumnya tidak terdengar isu miring terkait pengelolaan objek wisata itu, namun tiba-tiba objek wisata tersebut ditutup. Padahal wisata Waduk Kedungombo sudah dikenal luas ke tingkat nasional.
Bupati Sri Sumarni mempertanyakan penutupan objek wisata itu. Ia mengatakan, bila penutupan tersebut terkait masalah internal Kopkar, hendaknya tidak merugikan hak publik untuk berwisata di tempat tersebut. Sebab Kedungombo sudah telanjur jadi objek wisata nasional, meski pengelolaannya masih tradisional.
Ia menyarankan, BBWS Pemali Juana segera membuka kembali objek wisata itu. Mengenai internal Kopkar sebaiknya segera dipecahkan bersama sehingga masyarakat yangt berlibur ke Kedungombo tidak kecele. (syam/TN)
Penutupan objek widata ini menyebabkan wisatawan tak dapat menikmati keindahan waduk terbesar se Asia itu, dari gardu pandang. Selain itu 50 pedagang makanan dan pedagang ikan bakar yang mengitari kawasan wisata objek Waduk Kedungombo kehilangan mata pencaharian. Mereka kini berjualan di luar kawasan objek wisata.
Diperoleh keterangan, setahun belakangan pendapatan objek wisata itu selalu rugi. Sebab yang diterima pengurus Kopkar Jratunseluna di Semarang minus puluhan juta rupiah. Padahal objek wisata tersebut selalu ramai pengunjung. Lebih-lebih pada hari libur nasional maupun libur hari minggu.
Penutupan objek wisata itu ditandai dengan palang besi di pintu tiket masuk objek wisata Kedungombo. Pada pintu loket tertulis Wisata Kedungombo ditutup tanpa keterangan jelas. Selebaran dari Kopkar Jratunseluna isinya tentang penutupan objek wisata itu ditempel di beberapa titik. Selebaran ini ditandatangani Ketua Koperasi Kusbiyanto, Kamis ( 31 Agustus 2017). Atas penutupan tersebut semua pedagang di kawasan objek wisata diminta keluar dari lokasi, termasuk pengelola parkir di dalam kawasan wisata.
Selebaran itu ditembuskan ke Kepala BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Pamali Juana di Semarang, Kepala Tata Usaha BBWS Pemali Juana sebagai penasehat Kopkar Jratunseluna dan Ketua Badan Pengawas Koperasi Kopkar Jratunseluna. Disebutkan penutupan objek wisata Kedungombo berlaku efektif Jumat 1 September 2017. Meskipun pada hari itu merupakan hari libur nasional karena bertepatan dengan Hari Raya Kurban.
Penutupan objek wisata itu mengundang perhatian Bupati Grobogan Sri Sumarni. Sebab sebelumnya tidak terdengar isu miring terkait pengelolaan objek wisata itu, namun tiba-tiba objek wisata tersebut ditutup. Padahal wisata Waduk Kedungombo sudah dikenal luas ke tingkat nasional.
Bupati Sri Sumarni mempertanyakan penutupan objek wisata itu. Ia mengatakan, bila penutupan tersebut terkait masalah internal Kopkar, hendaknya tidak merugikan hak publik untuk berwisata di tempat tersebut. Sebab Kedungombo sudah telanjur jadi objek wisata nasional, meski pengelolaannya masih tradisional.
Ia menyarankan, BBWS Pemali Juana segera membuka kembali objek wisata itu. Mengenai internal Kopkar sebaiknya segera dipecahkan bersama sehingga masyarakat yangt berlibur ke Kedungombo tidak kecele. (syam/TN)
Pengelola Diduga Tidak Beres, Objek Wisata Kedungombo Ditutup
Reviewed by samsul huda
on
September 05, 2017
Rating:
Post a Comment