Penanganan Banjir Perumda Saling Lempar Antara Disperakim Grobogan & Dinas PUPR

GROBOGAN (TopNews) – Penanganan banjir yang melanda kawasan perumahan daerah (Perumda) di Jalan Gajah Mada Purwodadi, Grobogan (Jateng) terkesan saling lempar antara Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman (Disperakim) Grobogan dengan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR). 
Menurut Kepala Disperakim Grobogan M Chanif, penanganan banjir di kawasan Perumda Jalan Gajah Mada itu ada di Dinas PUPR. Sebab disposisi dari Sekda tentang laporan warga Perumda kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dengan tembusan Bupati Grobogan, ditujukan ke Dinas PUPR.
‘’Disposisi itu sudah diunggah di WA dan semua warga Perumda membacanya,’’ kata Kepala Disperakim itu. Sementara itu Kepala Dinas PUPR Grobogan Subiyono meyatakan, bahwa pihaknya akan segera koordinasi dengan Disperakim. Sehingga aspirasi warga dapat segera tertangani dan tidak terkesan saling lempar.
‘’Sebenarnya Dinas PUPR hanya membantu mengukur elevasi saluran Gajah Mada dan afur Sambak Danyang dengan mematok di beberapa titik sasaran banjir di kawasan perumahan itu,’’ katanya.
Ia mengatakan, sepintas kawasan perumahan itu lebih rendah dari saluran Gajah Mada dan afur Sambak Danyang. Namun hal tersebut perlu dipastikan melalui pengukuran elevasi. Sehingga data mengenai kawasan perumahan tersebut lebih rendah atau lebih tinggi dari dua saluran pembuangan tersebut betul-betul valid.
‘’Dinas PUPR memang sudah memasang patok-patok kecil di sasaran banjir di kawasan Perumda, rencananya minggu ini akan ditindaklanjuti dengan pengukuran secara menyeluruh,’’ ujarnya.
Menurutnya, bila kawasan perumahan itu lebih rendah dari saluran Gajah Mada, satu-satunya penanganan yang efektif melalui polder (kolam penampung). Rencananya polder itu dibangun di depan balai RFW 20 Perumda membentang ke kanan dan kiri sepanjang 30 meter, lebar 2,5 meter dengan kedalaman 2,5 meter. 
Polder itu dilengkapi dengan pompa otomatis. Bila polder penuh, pompa langsung bekerja membuang air banjir yang tertampung dalam bak retensi itu ke afur yang berada di sampingnya. Rencananya polder tersebut akan ditutup dengan beton berkekuatan tinggi, sehingga dapat digunakan untuk arus keluar masuk warga seperti saat ini. (syam/TN)