Pengembangan Jaringan Irigasi Kedungombo di Bandungharjo Tidak Memungkinkan

GROBOGAN (TopNews) - Pengembangan jaringan daerah irigasi (DI) Kedungombo di Kabupaten Grobogan, terutama di daerah timur mentok di Desa Plosoharjo, Kecamatan Toroh. Atau Desa Kandangan Kecamatan Purwodadi. Sebab timur Desa Kandangan, tepatnya di Desa Nambuhan sudah dipersiapkan jaringan irigasi dari Bendung Dumpil. Meskipun air bendung itu tak mampu mensuplai kebutuhan air untuk pertanian ke Desa Nambuhan dan sekitarnya.  

‘’Inginnya kami memanfaatkan air Kedungombo itu untuk pengembangan jaringan irigasi di daerah-daerah tadah hujan. Tetapi hal itu, di hadapkan dengan persoalan geografis, sehingga tidak memungkinkan dibangun di daerah-daerah tadah hujan bagian timur Geyer, Toroh dan Purwodadi,’’ kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Grobogan Subiyono di Purwodadi, kemarin.

Ia mengatakan, daerah-daerah tadah hujan yang berdekatan dengan jaringan irigasi Kedungombo seperti Bandungharjo, Kenteng, Ngrandah (Kecamatan Toroh) dan Jambangan, Geyer,  Bangsri, Asemrudung, Karanganyar (Kecamatan Geyer) dan sekitarnya tidak memungkinkan untuk dibangun jaringan irigasi pengembangan Kedungombo. Sebab banyak didapati sungai dan perbukitan, sehingga secara teknis dinilai tidak memungkinkan.

Menurutnya, Jambangan Geyer dan Bandungharjo Toroh direncanakan dibangun bendung yang mampu mengairi lahan pertanian tadah hujan menjadi daerah berpengairan teknis di beberapa desa di sekitarnya. Untuk kepentingan itu, Dinas PUPR yang di dalamnya bertanggungjawab terhadap bidang pengairan sudah melakukan desain engenering detail (DED) terhadap rencana pembangunan bendung di Desa Jambangan Kecamatan Geyer.

Bahkan beberapa kali pihaknya melakukan sosialisasi bersama pihak terkait ke Desa Jambangan. Namun sebagian masyarakat di desa itu belum dapat menerima pembangunan bendung tersebut. Pasalnya takut desanya ditenggelamkan seperti yang terjadi pada pembangunan Waduk Kedungombo di Desa Rambat Kecamatan Geyer puluhan tahun lalu. (syam/TN)