Setya Novanto Menghilang, KPK Geledah Rumah Pribadi Diawasi Penasehat Hukum

JAKARTA (TopNews) - Pengacara Setya Novanto Fredrich Yunadi mengatakan, bahwa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menggeledah kamar hingga lemari kliennya di rumah pribadi Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Penggeledahan itu dilakukan atas seizin keluarga dan pengacara Novanto.
Pada malam itu, Ketua DPR RI Setya Novanto tiba-tiba menghilang. Tidak diketahui kemana perginya. Padahal beberapa jam sebelumnya dia memimpin rapat paripurna DPR. Fredrich Yunadi, pengacara Novanto mengaku, tidak mengetahui kemana perginya Novanto.
Fredrich mengatakan, penyidik KPK datang ke kediaman kliennya dengan sopan. Mereka menunjukan surat perintah, kartu pengenal dan datang ke rumah Jalan Wijaya untuk menangkap kliennya dan mengadakan penggeledahan.
Fredrich menegaskan kliennya tak punya rahasia yang disembunyikan. "Kita tak ada rahasia. Beliau tidak punya rahasia. Sampai kamarnya, sampai lemari bajunya. Silakan nggak ada. Memang nggak ada sesuatu yang dirahasiakan. Silakan diperiksa. Foto-foto diperiksa silakan nggak ada masalah apa-apa," kata Fredrich di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2017) dini hari.
Fredrich menyatakan, bahwa pihaknya sangat terbuka terhadap penggeledahan yang dilakukan KPK. Namun dirinya tetap mengawasi jalannya penggeledahan itu.
"Akhirnya sampai lama mereka menunggu Pak Novanto, lalu mereka bilang boleh nggak saya geledah. Silakan tapi kita awasi," jelasnya.
Fredrich menegaskan kliennya itu tidak sedang bersembunyi. Menurutnya, Novanto adalah orang yang sangat patuh terhadap hukum.
"Yang jelas saya kasih tahu beliau itu tidak bersembunyi, Justru penyidik saya persilakan cari Pak Novanto di kamar sampai kolong bawah (tempat tidur-red), cari sono," ujarnya.
Sementara itu, menurut Fredrich, istri Novanto yakni Deisti Astriani Tagor merasa risau dengan adanya penangkapan tersebut. Fredrich sebagai pihak yang mewakili keluarga juga sempat meminta waktu penggeledahan dipercepat.
"Ya sangat khawatir. Ibu (Deisti) sangat risau. Ibu nggak bisa berbuat apa apa. Saya mendesak KPK. Bisa nggak dipercapat? Ibu itu kan sakit, juga anak kecil, saya bilang kalau mau geledah. Jangan sampai mengganggu anak," kata Fredrich. (syam/TN)