Wapres JK: KPK Terus Sasar OTT Kepala Daerah Korupsi

JAKARTA (TopNews) - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, sudah banyak kepala daerah yang terkena operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).  Hal itu, menurutnya, disebabkan sifat koruptif yang terus berkembang di kalangan kepala daerah.
"Dipikirnya jauh dari KPK dan tidak gampang disadap,’’ kata Wapres JK saat memberikan sambutan dalam acara Breakfast Meeting Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Hotel Arya Duta, Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Ia mengatakan, sekarang ini banyak terjadi OTT terhadap kepala daerah tetapi nilainya kecil. Dulu miliaran tapi sekarang ratusan juta bahkan ada puluhan juta.  Tetapi menurut Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, saat kepala daerah itu terjaring OTT memang ada barang bukti (BB) uangnya relatif kecil. Namun setelah dikembangkan, nilainya justru di atas miliaran hingga akhirnya terkena pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
JK meyakini, KPK akan terus gencar memberantas korupsi. Dia juga berharap KPK tetap bersinergi dengan Kejaksaan Agung dan Kepolisian untuk menekan perilaku korupsi.
"Saya yakin (korupsi) menurun akibat ketegasan baik KPK, Polisi dan Kejaksaan Agung dalam menangani kasus korupsi,"  kata Wapres Jk sembari memuji kinerja KPK. 
Kehebatan KPK kali ini katanya, dilihat dari banyaknya pejabat yang tertangkap tangan dalam kasus korupsi.
"Bayangkan hebatnya negara ini, termasuk China, adakah negara yang hebat seperti itu," ujarnya. Bila diukur dari banyaknya pejabat yang ditangkap, lanjut dia, maka kerja KPK bukan lagi masuk rekor MURI tetapi masuk rekor dunia.
"Di luar ngeri satu menteri bermasalah langsung dimuat (diekspos-red) di seluruh dunia. Kita 9, yang 4 masih ada di dalam penjara. Ketua Umum Partai 3 ada di dalam juga, itulah gambarannya," kata Wapres JK.
Meski demikian, pihaknya  menegaskan bahwa keberhasilan KPK tidak bisa seutuhnya diukur dari banyaknya korban OTT. Melainkan diukur dari menurunkan perilaku korupsi di Tanah Air.
"Menurut saya keberhasilan KPK itu bisa dikukur dari berkurangnya korupsi di negeri ini, dan kurangnya pejabat ditahan akibat korupsi. Jadi, tidak ada di dunia ini sehebat Indonesia," ujarnya. (syam/TN)