Tiga Tahun Berturut-turut Grobogan Gagal Meraih Penghargaan Adipura
GROBOGAN (TopNews) – Tiga tahun berturut-turut Kabupaten Grobogan gagal meraih penghargaan Adipura, lambang kota terbersih untuk ukuran kota kecil. ‘’Lama daerah kita ini tidak mendapatkan Adipura sebagai kota kecil terbersih,’’ kata Bupati Grobogan Sri Sumarni di pendapa kabupaten, Rabu (6/12/2017).
Ia mengatakan hal itu ketika melantik 3 pejabat tinggi pratama eselon II yang lolos dari lelang jabatan Nopember 2017. Mereka yang dilantik adalah Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Nugroho Agus Prastowo, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Wahyu Susetijono, dan Kepala Dinas Pendidikan Amin Hidayat.
Bupati Grobogan Sri Sumarni mengatakan, Dinas LH yang bertanggungjawab terhadap program kebersihan harus dapat meraih kembali penghargaan Adipura itu. Karenanya pengelolaan sampah yang belum tertangani dengan baik, perlu segera dicarikan jalan keluarnya. Sehingga tidak menjadi ganjalan dalam penilaian Adipura mendatang.
‘’Volume sampah terus bertambah seiring meningkatnya aktifitas warga dalam rumah tangga, usaha bisnis kuliner maupun yang lain,’’ kata Bupati Sri.
Sampah menumpuk di sudut-sudut kota dan di beberapa daerah kecamatan dinilai mengurangi sisi keindahan kota. Di sisi lain merupakan pemicu terjadinya banjir dan berkembangbiaknya vius-virus penyakit, terutama oleh lalat-lalat sampah.
Pihaknya berharap Dinas LH dapat mengelola sampah dengan baik, terukur dan terprogram. Dan tidak bisa sampai ditangani secara tradisonal dengan melibatkan becak-becak pengangkut dari lingkungan perumahan ke tempat pembuangan akhir (TPA).
‘’Harus ada terobosan yang bisa membersihkan kota ini dari sampah,’’ kata bupati. Kepada Kadinas LH yang baru, Bupati Sri minta, selain memperhatikan soal sampah juga memperhatikan mengenai pengelolaan hutan kota dengan optimal. Sehingga dapat berfungsi betul sebagai penangkal pencemaran dalam kota. Tidak kalah pentingnya adalah memperhatikan tanaman penghijauan dan tanaman bunga di Alun-alun. Sebab selama ini selalu mati akibat kurang terpelihara dengan baik.
Sejak direnovasi 2016, tanaman penghijauan dan tanaman bunga di alun-alun itu tidak pernah tumbuh dengan baik. Itu sebabnya dari sisi barat alun-alun tersebut tampak gersang.
Dinas LH katanya, memiliki peran strategis dalam mengelola kebersihan wilayah. Karenanya pelaksanaan pengelolaan sampah dan kebersihan kota, merupakan tanggungjawabnya
dalam menghasilkan wilayah yang bersih dan indah. (syam/TN)
Ia mengatakan hal itu ketika melantik 3 pejabat tinggi pratama eselon II yang lolos dari lelang jabatan Nopember 2017. Mereka yang dilantik adalah Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Nugroho Agus Prastowo, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Wahyu Susetijono, dan Kepala Dinas Pendidikan Amin Hidayat.
Bupati Grobogan Sri Sumarni mengatakan, Dinas LH yang bertanggungjawab terhadap program kebersihan harus dapat meraih kembali penghargaan Adipura itu. Karenanya pengelolaan sampah yang belum tertangani dengan baik, perlu segera dicarikan jalan keluarnya. Sehingga tidak menjadi ganjalan dalam penilaian Adipura mendatang.
‘’Volume sampah terus bertambah seiring meningkatnya aktifitas warga dalam rumah tangga, usaha bisnis kuliner maupun yang lain,’’ kata Bupati Sri.
Sampah menumpuk di sudut-sudut kota dan di beberapa daerah kecamatan dinilai mengurangi sisi keindahan kota. Di sisi lain merupakan pemicu terjadinya banjir dan berkembangbiaknya vius-virus penyakit, terutama oleh lalat-lalat sampah.
Pihaknya berharap Dinas LH dapat mengelola sampah dengan baik, terukur dan terprogram. Dan tidak bisa sampai ditangani secara tradisonal dengan melibatkan becak-becak pengangkut dari lingkungan perumahan ke tempat pembuangan akhir (TPA).
‘’Harus ada terobosan yang bisa membersihkan kota ini dari sampah,’’ kata bupati. Kepada Kadinas LH yang baru, Bupati Sri minta, selain memperhatikan soal sampah juga memperhatikan mengenai pengelolaan hutan kota dengan optimal. Sehingga dapat berfungsi betul sebagai penangkal pencemaran dalam kota. Tidak kalah pentingnya adalah memperhatikan tanaman penghijauan dan tanaman bunga di Alun-alun. Sebab selama ini selalu mati akibat kurang terpelihara dengan baik.
Sejak direnovasi 2016, tanaman penghijauan dan tanaman bunga di alun-alun itu tidak pernah tumbuh dengan baik. Itu sebabnya dari sisi barat alun-alun tersebut tampak gersang.
Dinas LH katanya, memiliki peran strategis dalam mengelola kebersihan wilayah. Karenanya pelaksanaan pengelolaan sampah dan kebersihan kota, merupakan tanggungjawabnya
dalam menghasilkan wilayah yang bersih dan indah. (syam/TN)
Tiga Tahun Berturut-turut Grobogan Gagal Meraih Penghargaan Adipura
Reviewed by samsul huda
on
December 06, 2017
Rating:
Post a Comment