Baru Kali Ini Petani Grobogan Merasakan Harga Gabah Tinggi

GROBOGAN (TopNews) – Sepanjang musim panen padi di Kabupaten Grobogan, baru kali ini petani di daerah itu, mengaku merasakan harga jual gabah kering panen (GKP) tinggi, yaitu Rp 5.000/kg. Tahun - tahun sebelumnya, paling tinggi di kisaran angka Rp 4.000/kg.
Diduga harga gabah tinggi akibat dipicu adanya kenaikan harga beras di pasaran. Mardi (50), petani Penawangan mengatakan, sejak panen perdana di Desa Ngeluk, Kecamatan Penawangan, oleh Kepala Balitbang Kementerian Pertanian (Kementan) Muhammad Syakir, Kamis (11/1/2018), harga GKP sudah tinggi, yaitu Rp 4.500/kg. Harga tersebut terus naik hingga tembus Rp 5.000/kg.
Menurutnya, harga gabah itu naik karena mengikuti naiknya harga beras di pasaran. Harga beras medium di pasaran tembus Rp 12.000/kg. Selain itu cuaca sangat mendukung, sehingga penebas banyak yang memburu padi siap panen di sawah-sawah.
‘’Musim Tanam (MT) I (Oktober 2017-Maret 2018-red) tanaman padi umumnya bagus, relatif bebas hama dan tidak kekurangan air. Itu sebabnya penebas berani memberi  uang panjar lebih tinggi dibanding panen sebelumnya,’’ kata Mardi.
Tengkulak katanya juga berebut barang dari hasil tebasan. Hal itu mereka lakukan karena cuaca mendukung, sehingga gabah yang dibeli dapat dikeringkan dengan cepat.
Diperoleh keterangan dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Grobogan menyebutkan, bahwa harga GKP itu, turun setelah panen masal berlangsung, yaitu Februari 2018. Hukum ekonomi berlaku di saat seperti itu. Dimana persediaan barang berlimpah, harga langsung turun. Sebaliknya barang kurang, harga langsung naik.
‘’Panen Januari 2018 ini sifatnya parsial, terpisah-pisah, sehingga harga GKP tinggi, karena barangnya sedikit,’’ kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Grobogan Edhie Sudaryanto. MT I ini pihaknya mempunyai tanaman padi 129.443 hektar lebih. Dari luasan itu produksinya diperkirakan mampu mencapai 763.446 ton. (syam/TN)