Uji Coba Proyek IPA PDAM Rp 7,1 Miliar Masih Diwarnai Dengan Lumpur
GROBOGAN (TopNews) – Uji coba proyek Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Purwodadi, Grobogan, Jateng, senilai Rp 7,1 miliar masih diwarnai dengan lumpur. Harapan pelanggan, bahwa proyek IPA itu, dapat mengalirkan air bersih yang jernih, ternyata kandas. Sebab air yang didistribusikan dari uji coba proyek instalasi baru tersebut, masih diwarnai dengan tingkat kekeruhan tinggi.
Tidak diketahui pasti apakah kekeruhan itu dari uji coba proyek IPA baru, atau justru dari IPA lama di Sambak, Danyang, Purwodadi. Karena sebelum uji coba instalasi itu, air bersih yang didistribusikan dari IPA lama tersebut juga belum bebas dari tingkat kekeruhan. Bahkan sejumlah pelanggan mengadu ke Komisi B DPRD Grobogan gara-gara air bersih yang didistribusikan tidak bersih. Itupun distribusinya ke pelanggan tidak lancar.
Yang pasti, kata beberapa pelanggan PDAM di Purwodadi, beberapa hari ini distribusi air bersih PDAM sangat keruh. Padahal bahan baku yang diambil dari Bendungan Kedungombo lewat Bendung Sidorejo, Geyer, relatif jernih. Tetapi ketika diolah di IPA dan kemudian didistribusikan ke pelanggan rumah tangga, malah dalam keadaan keruh.
‘’Hal ini layak dipertanyakan, pasti ada yang salah dalam teknis pengolahan. Bisa jadi instalasinya tidak standar untuk mengolah bahan baku 50 liter/detik, bisa pula faktor SDM yang menangani dan tidak menutup kemungkinan pipa-pipa lama yang diklaim berlumpur,’’ kata Trisno, pelanggan di Purwodadi, Rabu (14/2/2018)
Ia mengatakan, uji coba IPA baru memang belum selesai. Namun dari awal melihat hasilnya dengan tingkat kekeruhan tinggi seperti itu, maka tim teknis yang tergabung dalam proyek instalasi baru tersebut perlu segera melakukan pengkajian yang lebih mendalam dan terukur.
Jangan sampai proyek IPA diserahkan dari pihak pelaksana ke PPKom dalam keadaan kurang baik. Artinya, tak mampu mengolah bahan baku menjadi air jernih dan bersih. Bukan seperti sebelumnya air bersih yang tidak bersih (keruh).
’’Saya kira proyek IPA Rp 7,1 miliar itu, merupakan proyek besar. Meski masih di bawah alun-alun Purwodadi yang mencapai Rp 10,3 miliar. Maka hasil akhirnya harus lebih bagus dibanding dengan IPA lama,’’ ujarnya.
Sebelumnya Dirut PDAM Purwodadi, Grobogan, Bambang Pulunggono mengatakan, bahwa pihaknya menghadapi kendala besar dalam masalah pengelolaan air bersih. Pertama, air yang didistribusikan ke pelanggan belum bebas dari tingkat kekeruhan. Dan kedua, air yang didistribusikan kurang lancar.
‘’Dua masalah itu tengah kita benahi secara bertahap. Di antaranya dengan membangun IPA baru itu,’’ katanya. Di hadapan Komisi B DPRD Grobogan, ia mengatakan, bahwa hasil tes pengolahan air bersih di IPA baru layak untuk didistribusikan ke pelanggan. Ini artinya, secara teknis bangunan IPA sudah memenuhi standar teknis untuk mengolah air baku berkapasitas 50 liter/detik.
‘’Kalau ternyata air yang sampai pelanggan keruh, berarti pipa-pipa distribusi itu banyak yang diendapi lumpur. Pipa-pipa itu sudah berusia 30 tahun, sehinga sudah seharusnya diganti,’’ katanya. (syam/TN)
Tidak diketahui pasti apakah kekeruhan itu dari uji coba proyek IPA baru, atau justru dari IPA lama di Sambak, Danyang, Purwodadi. Karena sebelum uji coba instalasi itu, air bersih yang didistribusikan dari IPA lama tersebut juga belum bebas dari tingkat kekeruhan. Bahkan sejumlah pelanggan mengadu ke Komisi B DPRD Grobogan gara-gara air bersih yang didistribusikan tidak bersih. Itupun distribusinya ke pelanggan tidak lancar.
Yang pasti, kata beberapa pelanggan PDAM di Purwodadi, beberapa hari ini distribusi air bersih PDAM sangat keruh. Padahal bahan baku yang diambil dari Bendungan Kedungombo lewat Bendung Sidorejo, Geyer, relatif jernih. Tetapi ketika diolah di IPA dan kemudian didistribusikan ke pelanggan rumah tangga, malah dalam keadaan keruh.
‘’Hal ini layak dipertanyakan, pasti ada yang salah dalam teknis pengolahan. Bisa jadi instalasinya tidak standar untuk mengolah bahan baku 50 liter/detik, bisa pula faktor SDM yang menangani dan tidak menutup kemungkinan pipa-pipa lama yang diklaim berlumpur,’’ kata Trisno, pelanggan di Purwodadi, Rabu (14/2/2018)
Ia mengatakan, uji coba IPA baru memang belum selesai. Namun dari awal melihat hasilnya dengan tingkat kekeruhan tinggi seperti itu, maka tim teknis yang tergabung dalam proyek instalasi baru tersebut perlu segera melakukan pengkajian yang lebih mendalam dan terukur.
Jangan sampai proyek IPA diserahkan dari pihak pelaksana ke PPKom dalam keadaan kurang baik. Artinya, tak mampu mengolah bahan baku menjadi air jernih dan bersih. Bukan seperti sebelumnya air bersih yang tidak bersih (keruh).
’’Saya kira proyek IPA Rp 7,1 miliar itu, merupakan proyek besar. Meski masih di bawah alun-alun Purwodadi yang mencapai Rp 10,3 miliar. Maka hasil akhirnya harus lebih bagus dibanding dengan IPA lama,’’ ujarnya.
Sebelumnya Dirut PDAM Purwodadi, Grobogan, Bambang Pulunggono mengatakan, bahwa pihaknya menghadapi kendala besar dalam masalah pengelolaan air bersih. Pertama, air yang didistribusikan ke pelanggan belum bebas dari tingkat kekeruhan. Dan kedua, air yang didistribusikan kurang lancar.
‘’Dua masalah itu tengah kita benahi secara bertahap. Di antaranya dengan membangun IPA baru itu,’’ katanya. Di hadapan Komisi B DPRD Grobogan, ia mengatakan, bahwa hasil tes pengolahan air bersih di IPA baru layak untuk didistribusikan ke pelanggan. Ini artinya, secara teknis bangunan IPA sudah memenuhi standar teknis untuk mengolah air baku berkapasitas 50 liter/detik.
‘’Kalau ternyata air yang sampai pelanggan keruh, berarti pipa-pipa distribusi itu banyak yang diendapi lumpur. Pipa-pipa itu sudah berusia 30 tahun, sehinga sudah seharusnya diganti,’’ katanya. (syam/TN)
Uji Coba Proyek IPA PDAM Rp 7,1 Miliar Masih Diwarnai Dengan Lumpur
Reviewed by samsul huda
on
February 14, 2018
Rating:
Post a Comment