Atasi Gejolak Harga Jelang Lebaran, Bulog Gelontor OP Beras 400.000 Ton
TOPNEWS - Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti menggelontorkan beras dalam kemasan 5 kg, 10 kg dan 15 kg sebanyak 400.000 ton ke pasar-pasar tradisional di seluruh Indonesia. Hal itu dilakukan untuk menstabilkan menstabilkan harga beras di pasaran menjelang puasa dan Lebaran 2018.
Jumlah beras itu merupakan gabungan antara beras produksi dalam negeri dan beras impor yang baru saja didapatkan dari Vietnam.
"Untuk operasi pasar (OP) murah, targetnya sampai menjelang Lebaran sekitar 400.000 ton. Sekarang baru jalan, tadi malam sudah dimulai di Jakarta. Beras OP tersebut kita campur semua lokal dan impor," kata Djarot kepada awak media di Jakarta, Rabu (20/3/2018).
Beras 400.000 ton itu disalurkan langsung kepada masyarakat, pedagang besar dan pengecer. Untuk harga beras nantinya akan disesuaikan dengan harga Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk beras pemerintah dan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras cadangan Bulog.
"Sasaran OP tidak hanya ke pasar saja. Justru utamanya langsung ke konsumen. Jadi kita akan banyak menggunakan outlet yang ada maupun pedagang pengecer dan pedagang besar," ujar Djarot.
Ia mengatakan, harganya CBP itu, medium minus sedikit. Jadi harganya sekitar Rp 8.600/kg di tingkat pengecer. Kalau beras Bulog yang bagus sesuai HET Rp 9.450/kg.
Hingga kini Bulog memiliki stok beras cadangan 590.000 ton. Jumlah ini masih akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya serapan Bulog di lapangan.
"Persiapannya dihitung stok yang ada, kemudian serapan yang ada, kemudian juga konsumsi yang ada. Sehingga diharapkan menjelang puasa harga sudah masuk ke harga normal," jelas Djarot.
Selain melakukan pengendalian harga beras menjelang puasa dan lebaran, Bulog juga akan menggelar operasi pasar untuk beberapa bahan sembako lainnya seperti gula dan minyak.
"Semua biar efisien maka kita gelar sekalian. Ada gula, ada minyak goreng, ada daging dan lainnya. Sebetulnya komoditi ini yang lebih banyak dikonsumsi pada puasa nanti. Nah ini kita jaga agar tidak bergejolak supaya datar dan mencapai harga yang wajar," katanya. (syam/TN)
Jumlah beras itu merupakan gabungan antara beras produksi dalam negeri dan beras impor yang baru saja didapatkan dari Vietnam.
"Untuk operasi pasar (OP) murah, targetnya sampai menjelang Lebaran sekitar 400.000 ton. Sekarang baru jalan, tadi malam sudah dimulai di Jakarta. Beras OP tersebut kita campur semua lokal dan impor," kata Djarot kepada awak media di Jakarta, Rabu (20/3/2018).
Beras 400.000 ton itu disalurkan langsung kepada masyarakat, pedagang besar dan pengecer. Untuk harga beras nantinya akan disesuaikan dengan harga Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk beras pemerintah dan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras cadangan Bulog.
"Sasaran OP tidak hanya ke pasar saja. Justru utamanya langsung ke konsumen. Jadi kita akan banyak menggunakan outlet yang ada maupun pedagang pengecer dan pedagang besar," ujar Djarot.
Ia mengatakan, harganya CBP itu, medium minus sedikit. Jadi harganya sekitar Rp 8.600/kg di tingkat pengecer. Kalau beras Bulog yang bagus sesuai HET Rp 9.450/kg.
Hingga kini Bulog memiliki stok beras cadangan 590.000 ton. Jumlah ini masih akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya serapan Bulog di lapangan.
"Persiapannya dihitung stok yang ada, kemudian serapan yang ada, kemudian juga konsumsi yang ada. Sehingga diharapkan menjelang puasa harga sudah masuk ke harga normal," jelas Djarot.
Selain melakukan pengendalian harga beras menjelang puasa dan lebaran, Bulog juga akan menggelar operasi pasar untuk beberapa bahan sembako lainnya seperti gula dan minyak.
"Semua biar efisien maka kita gelar sekalian. Ada gula, ada minyak goreng, ada daging dan lainnya. Sebetulnya komoditi ini yang lebih banyak dikonsumsi pada puasa nanti. Nah ini kita jaga agar tidak bergejolak supaya datar dan mencapai harga yang wajar," katanya. (syam/TN)
Atasi Gejolak Harga Jelang Lebaran, Bulog Gelontor OP Beras 400.000 Ton
Reviewed by samsul huda
on
March 22, 2018
Rating:
Post a Comment