Harga Gabah di Grobogan Turun Rp 4.200/Kg
GROBOGAN (TopNews) – Harga gabah kering panen (GKP) di Kabupaten Grobogan, Minggu (4/3/2018) kemarin turun di kisaran Rp 4.200/kg. Harga itu turun Rp 800/kg dibanding awal Februari 2018.
Beberapa petani mengatakan, harga turun akibat cuaca terus memburuk belakangan ini. Selain itu belum ada pembelian harga gabah secara komersial di tingakt petani sebagaimana perintah Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
‘’Saat ini harga di tingkat petani masih dikendalikan pasar, yaitu para penebas, tengkulak dan tiak,’’ kata Suudi, petani di Godong, Grobogan, Jateng, Minggu (4/3/018) kemarin.
Ia dan petani lainnya berharap Satgas Bulog segera turun ke sawah-sawah petani menyerap gabah dalam jumlah besar. Mereka diminta berani bersaing dengan penebas dan tengkulak. Karena padi di sawah 75 persen dikuasai penebas.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriyadi mengatakan, Januari 2018 pihaknya telah menandatangani kerjasama antara Kementerian Pertanian, TNI AD, BRI, dan Perum Bulog untuk menyerap gabah petani. Gabah itu disepakati diserap dengan harga wajar dan kemudian disimpan sebagai cadangan beras pemerintah.
Kementrian Pertanian mentargetkan serap gabah petani nasional sebanyak 2,2 juta ton hingga Juni 2018. Pihaknya berharap target itu dapat tercapai pada semester pertama ini.
‘’Jika kita semua mau bekerja keras hal itu akan tercapai, tapi kalau hanya menunggu orang setor beras maka kita target tersebut tidak akan bisa didapat,” kata Agung di Wanutunggal, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jateng, Rabu (28/2/2018).
Ia mengatakan, [Program sergap merupakan perintah Presiden Joko widodo melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 20 Tahun 2017. Intinya apapun kondisi gabah di lapangan harus dibeli dengan harga Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Sebab pemerintah telah menyediakan pelaksanaan penyerapan melalui empat skema antara lain menyerap gabah dengan kelembaban maksimal 30%, menyerap dengan harga pembelian pemerintah (HPP), penyerapan dengan fleksibilitas hingga 10% dari HPP, dan menyerap untuk pasokan beras komersil atau premium.
Tim penyerap gabah di tingkat kabupaten terdiri dari TNI AD, Dinas Pertanian, BRI dan Bulog. BRI cabang katanya, merupakan lembaga keuangan yang ditunjuk Kementerian BUMN membantu masalah pendanaan dalam menyerap gabah petani.
”Kerjasamalah dengan baik, mudah – mudahan bisa menjadi berkah bagi kita semua dalam rangka mempercepat dan mengisi cadangan beras pemerintah,” ujar Agung. Dari Grobogan, Kepala Badan Ketahanan Pangan Pusat itu, langsung melanjutkan percepatan serapan gabah petani di Kabupaten Sragen, Karanganyar dan Klaten. (syam/TN)
Beberapa petani mengatakan, harga turun akibat cuaca terus memburuk belakangan ini. Selain itu belum ada pembelian harga gabah secara komersial di tingakt petani sebagaimana perintah Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
‘’Saat ini harga di tingkat petani masih dikendalikan pasar, yaitu para penebas, tengkulak dan tiak,’’ kata Suudi, petani di Godong, Grobogan, Jateng, Minggu (4/3/018) kemarin.
Ia dan petani lainnya berharap Satgas Bulog segera turun ke sawah-sawah petani menyerap gabah dalam jumlah besar. Mereka diminta berani bersaing dengan penebas dan tengkulak. Karena padi di sawah 75 persen dikuasai penebas.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriyadi mengatakan, Januari 2018 pihaknya telah menandatangani kerjasama antara Kementerian Pertanian, TNI AD, BRI, dan Perum Bulog untuk menyerap gabah petani. Gabah itu disepakati diserap dengan harga wajar dan kemudian disimpan sebagai cadangan beras pemerintah.
Kementrian Pertanian mentargetkan serap gabah petani nasional sebanyak 2,2 juta ton hingga Juni 2018. Pihaknya berharap target itu dapat tercapai pada semester pertama ini.
‘’Jika kita semua mau bekerja keras hal itu akan tercapai, tapi kalau hanya menunggu orang setor beras maka kita target tersebut tidak akan bisa didapat,” kata Agung di Wanutunggal, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jateng, Rabu (28/2/2018).
Ia mengatakan, [Program sergap merupakan perintah Presiden Joko widodo melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 20 Tahun 2017. Intinya apapun kondisi gabah di lapangan harus dibeli dengan harga Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Sebab pemerintah telah menyediakan pelaksanaan penyerapan melalui empat skema antara lain menyerap gabah dengan kelembaban maksimal 30%, menyerap dengan harga pembelian pemerintah (HPP), penyerapan dengan fleksibilitas hingga 10% dari HPP, dan menyerap untuk pasokan beras komersil atau premium.
Tim penyerap gabah di tingkat kabupaten terdiri dari TNI AD, Dinas Pertanian, BRI dan Bulog. BRI cabang katanya, merupakan lembaga keuangan yang ditunjuk Kementerian BUMN membantu masalah pendanaan dalam menyerap gabah petani.
”Kerjasamalah dengan baik, mudah – mudahan bisa menjadi berkah bagi kita semua dalam rangka mempercepat dan mengisi cadangan beras pemerintah,” ujar Agung. Dari Grobogan, Kepala Badan Ketahanan Pangan Pusat itu, langsung melanjutkan percepatan serapan gabah petani di Kabupaten Sragen, Karanganyar dan Klaten. (syam/TN)
Harga Gabah di Grobogan Turun Rp 4.200/Kg
Reviewed by samsul huda
on
March 04, 2018
Rating:
Post a Comment