KPK Pantau Proyek-proyek BUMN

TOPNEWS - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyiapkan tim pemantau proyek infrastruktur yang dikerjakan oleh badan usaha milik negara (BUMN). Menurut Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan, pihaknya sudah membentuk tim yang disebut Tim Infrastruktur (TI) untuk mengusut adanya dugaan tindak pidana korupsi dalam sebuah proyek infrastruktur dimanapun.
"Untuk pencegahannya yang masuk ke proyek itu adalah Tim Litbang. Tetapi sudah ada di dalamnya Tim Infrastrukturnya. Namun belum memulai kajian. Ya hanya mengawasi sistem lelang, kualitas pekerjaan, manajemen proyek dan lainnya,"  kata Pahala di Gedung KPK Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (12/3/2018).
Tim Infrastruktur dibuat oleh bagian penindakan KPK terkait beberapa kejadian yang dialami oleh pekerja proyek infrastruktur. Misalnya, tiang pancang proyek Tol Becakayu yang belum lama ini ambruk, tembok bandara runtuh hingga memakan korban jiwa dan lainnya.
Sebelum tiang pancang Tol Becakayu ambruk, crane di lokasi pengerjaan proyek double track kereta api di Jatinegara juga menelan korban jiwa.
Agar tak terulang, Pahala mengatakan, bahwa KPK akan segera masuk untuk memantau setiap proyek infrastruktur. Pahala tak menampik sekaligus mengawasi adanya penyunatan dana di tiap proyek.
"Pemantauan ini segera kita realisasikan, pokonya segeralah,’’ katanya ketika ditanya kapan hal itu dilakukan pihaknya.
Namun masih ada hal-hal yang disesalkan Pahala, yakni masalah sumber daya manusia (SDM) di KPK yang tak memadai. Jumlah SDM yang sedikit harus memantau proyek infrastruktur yang cukup banyak.
“Orangnya di KPK terbatas sekali. Jadi harus diatur sejeli mungkin,” ujarnya. Lagi pula, katanya, dalam setiap pembahasan proyek infrastruktur, pihaknya tak pernah dilibatkan di dalamnya. Pihaknya memaklumi karena hal itu sudah menjadi prosedur dan kewenangan lembaga tersebut. Dalam hal ini KPK hanya melakukan pengawasan dan penindakan terhadap PPKom proyek-proyek BUMN dan jajarannya yang nekad melakukan korupsi.
“KPK itu lembaga independen. Namun akan lebih bagus penanggulangan perlu tahu dulu problem teknisnya, baru rekomendasi perbaikan. Gitu lho,” jelas Pahala. (syam/TN)