Pesan Ketua KPK Jangan Pilih Calon Pilkada Yang Menggunakan Politik Uang
TOPNEWS - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengingatkan, bahwa masyarakat yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2018 agar tidak memilih calon bupati yang memberi uang demi menang dalam pemilihan itu
Dia menilai, calon kepala daerah yang main politik uang berpotensi merampok duit negara setelah terpilih dan menjabat. Salah satu bentuknya meminta fee proyek sebesar 10-25 persen.
"Ngasih nya dikit, tapi setelah jadi mereka akan mencuri dan merampok APBN dan APBD selama lima tahun dalam jumlah besar," kata Agus saat menghadiri pembukaan Musyawarah Besar 1 Alumni Pondok Pesantren Syaikhuna Mohammad Cholil di Kabupaten Bangkalan, Sabtu, 31 Maret 2018.
Ketua KPK Agus datang dalam acara itu, karena diundang panitia yang ingin mendapatkan pencerahan mengenai cegah korupsi. Sebab kepala daerah Bangkalan Madura itu, beberapa tahun lalu ditangkap KPK akibat korupsi.
Sementara itu Ketua KPK Agus, merasa perlu menyampaikan peringatan tersebut karena masyarakat Kabupaten Bangkalan akan ikut Pilkada Serentak 2018 yang digelar 27 Juni mendatang.
Dia memastikan, pesannya itu tidak bermuatan politis untuk mendukung salah satu kandidat. Karena pihaknya tidak kenal dengan calon, tapi harus berhati-hati.
Agar tak salah pilih, salah satu caranya, yaitu melihat track record si calon bupati di masa lalu. Bila di masa lalu si calon tidak jujur, menurutnya, jangan pilih.
‘’Lihat masa lalunya, dulu jadi apa, bagaimana kejujurannya. Dulu menjabat apa, bagaimana track record dan moralnya (akhaknya-red)," kata Agus.
Agus bahkan menyarankan agar masyarakat meniru warga Situbondo yang memperbanyak membaca amalan salawat nariyah agar mendapat hidayah siapa calon yang tepat untuk dipilih saat pilkada nanti.
"Saya dengar teman-teman di Situbondo melakukan amalan itu, banyak baca salawat nariyah. Agar tidak salah pilih," kata Ketua KPK Agus. (syam/TN)
Dia menilai, calon kepala daerah yang main politik uang berpotensi merampok duit negara setelah terpilih dan menjabat. Salah satu bentuknya meminta fee proyek sebesar 10-25 persen.
"Ngasih nya dikit, tapi setelah jadi mereka akan mencuri dan merampok APBN dan APBD selama lima tahun dalam jumlah besar," kata Agus saat menghadiri pembukaan Musyawarah Besar 1 Alumni Pondok Pesantren Syaikhuna Mohammad Cholil di Kabupaten Bangkalan, Sabtu, 31 Maret 2018.
Ketua KPK Agus datang dalam acara itu, karena diundang panitia yang ingin mendapatkan pencerahan mengenai cegah korupsi. Sebab kepala daerah Bangkalan Madura itu, beberapa tahun lalu ditangkap KPK akibat korupsi.
Sementara itu Ketua KPK Agus, merasa perlu menyampaikan peringatan tersebut karena masyarakat Kabupaten Bangkalan akan ikut Pilkada Serentak 2018 yang digelar 27 Juni mendatang.
Dia memastikan, pesannya itu tidak bermuatan politis untuk mendukung salah satu kandidat. Karena pihaknya tidak kenal dengan calon, tapi harus berhati-hati.
Agar tak salah pilih, salah satu caranya, yaitu melihat track record si calon bupati di masa lalu. Bila di masa lalu si calon tidak jujur, menurutnya, jangan pilih.
‘’Lihat masa lalunya, dulu jadi apa, bagaimana kejujurannya. Dulu menjabat apa, bagaimana track record dan moralnya (akhaknya-red)," kata Agus.
Agus bahkan menyarankan agar masyarakat meniru warga Situbondo yang memperbanyak membaca amalan salawat nariyah agar mendapat hidayah siapa calon yang tepat untuk dipilih saat pilkada nanti.
"Saya dengar teman-teman di Situbondo melakukan amalan itu, banyak baca salawat nariyah. Agar tidak salah pilih," kata Ketua KPK Agus. (syam/TN)
Pesan Ketua KPK Jangan Pilih Calon Pilkada Yang Menggunakan Politik Uang
Reviewed by samsul huda
on
April 01, 2018
Rating:
Post a Comment