Petani Gubug Gagal Panen Padi Akibat Diserang Hama Kabluk

GROBOGAN (TopNews) – Tanaman padi siap panen di Desa Ngroto, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan (Jateng)  dan sekitarnya, belakangan ini mengalami gagal panen akibat diserang hama kabluk. Hama itu umumnya menyerang tanaman padi di daerah tersebut yang sudah siap panen.
‘’Ada ratusan hektare padi yang diserang hama itu. Seharusnya petani bisa panen 100 persen baik, gara-gara serangan hama tersebut tinggal maksimal 50 persen yang bisa dipanen. Itupun hanya sebagian kecil terpanen,’’ kata Sutarjono, anggota kelompok tani Pringgondani, Jeketro, Gubug, Minggu (1/4/2018) sore kemarin.
Ia mengatakan, hama itu datang di wilayah Gubug bulan lalu, sekitar awal Februari 2018. Awalnya serangan hama penggangu tanaman tersebut, relatif kecil, yaitu hanya beberapa bidang tanaman padi. Namun sebulan kemudian sudah merambah ke desa-desa di lahan berpengairan teknis Bendung Glapan di wilayah Gubug.
Petani yang nyambi menjadi penebas padi ini mengaku mengalami kerugian cukup besar dari tanam padi musim tanam (MT) Oktober-Maret (Okmar) 2018. Tahun 2017 pada MT yang sama juga gagal panen akibat serangan hama wereng. Kini ganti hama kabluk yang menyerang.
Yang diserang katanya, langsung akar tanaman padi. Sekali terkena serangan, akar itu langsung membusuk dan kemudian tanaman mati. Padahal tak lama lagi tanaman tersebut siap untuk dipanen.
‘’Untuk jenis hama kabluk ini tak ada obatnya,’’ katanya. Dia mengaku sudah mencoba mengobatinya dengan disemprot pestisida dan obat-obat hama pengganggu tanaman padi lainnya. Namun tak pernah berhasil.
Ditanya apakah tanaman padinya itu sudah dilaporkan ke Asuransi PT Jasindo ? Dalam hal ini ia mengaku belum. Karena memang belum pernah mendengar, bahwa tanaman padi maupun tanaman pangan lainnya yang terserang hama maupun kebanjiran bakal dapat ganti rugi dari PT Jasindo.
‘’Kami akan segera melaporkan hal itu ke kelompok supaya mereka segera melaporkannya ke PT Asuransi Jasindo,’’ ujarnya. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Grobogan Edhie Sudaryanto yang dikonfirmasi lewat FB belum memberikan jawaban. 
Sebelumnya ketika menyosialisasikan serangan hama wereng ke kelompok-kelompok tani di aula kantor dinasnya ia mengatakan, bahwa tanaman padi maupun tanaman pangan lainnya yang puso akibat terserang hama penggangu tanaman hendaknya langsung dilaporkan ke petugas penyuluh lapangan (PPL) dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan di Purwodadi. Sehingga dinas bisa langsung melaporkannnya ke PT Jasindo untuk mendapatkan ganti rugi per hektare Rp 6 juta.
‘’Premi ditanggung pemerintah. Jadi petani cukup melaporkan dengan rinci tanaman padinya yang mati terserang hama maupun puso akibat banjir, angin kencang maupun bencana alam lainnya ke dinas,’’ katanya. (syam/TN)