Padi di Grobogan Terancam Kekeringan Akibat Elevasi Kedungombo Turun Drastis
GTOPNEWS.COM – Tanaman padi musim tanam (MT) 1/2019
di Kabupaten Grobogan terancam kekeringan. Sebab air Waduk Kedungombo di Desa
Rambat Kecamatan Geyer, mulai 10 Desember 2019 digelontorkan dalam debit minimal
sesuai kondisi elevasi.
‘’Karena elevasi terus menurun, akhirnya dinas
teknis terkait bersama perkumpulan petani pemakai air (P3A) sepakat
menggelontorkan air Kedungombo dalam
batas elevasi 68 meter,’’ kata Sekretaris Dinas PUPR Grobogan Wahyu Tri
Darmawan di Purwodadi, Minggu (15/12/2019).
Kesepakatan itu dituangkan dalam berita acara (BA) yang ditandatangani
Federasi P3A Sistem Waduk Kedungombo, Induk Daerah Irigasi (DI) P3A Sidorejo, Induk DI P3A Sedadi, Induk DI P3A Klambu
Kiri, Induk DI P3A Klambu Kanan, Induk DI P3A Wilanglung, Dinas PU dan TARU
Demak, Dinas PUPR Grobogan, Dinas PU Pati, Dinas PU dan TARU Kudus, Balai PSDA Serang
Lusi Juana dan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana
Wahyu mengatakan, saat ini, elevasi Waduk Kedungombo tinggal 68,99 meter.
Praktis Balai Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Lusi Juana tidak berani
menggelontorkan airnya untuk pertanian dalam debit 50 liter/detik selama 24 jam.
Sebab dikawatirkan akan mengganggu keamanan tanggul.
‘’Sampai hari ini, air Kedungombo masih digelontorkan untuk kepentingan
pertanian 50 liter/detik. Namun waktunya dibatasi tidak lagi 24 jam, tetapi 12
jam,’’ ujarnya.
Supaya petani di Grobogan, Demak, Pati dan Kudus kebagaian air, maka Balai
PSDA membaginya secara bergantian lewat daerah irigasi jaringan Kedungombo di
beberapa daerah tersebut.
Elevasi Kedungombo itu lanjut Wahyu, terus menurun akibat daerah di hulu Waduk Kedungombo
di Sragen, Boyolali dan Geyer Grobogan jarang turun hujan.
Ia mengatakan, memang sebagian daerah hulu Waduk Kedungombo itu, sudah
memasuki musim penghujan. Namun hujannya masih jarang-jarang. Sehingga belum
mampu mengangkat elevasi Waduk Kedungombo.
Terhadap petani yang belum sempat tanam diminta menunggu elevasi Kedungombo
normal kembali. Atau melakukannya dengan pompanisasi lewat sungai-sungai di
sekitarnya.
Sebelumnya air Kedungombo itu digelontorkan 1 November 2019, atau mundur 15
hari dari jadwal 15 Oktober 2019. Praktis tanam padi MT 1 di Grobogan, Demak,
Pati dan Kudus, mundur. Hal itu akibat elevasi Waduk Kedungombo berada di
kisaran 79 meter. Maka dinas teknis dan P3A sepakat menggelontorkan air
Kedungombo untuk tanam padi MT 1 50 liter/detik.(syam/TN)
Padi di Grobogan Terancam Kekeringan Akibat Elevasi Kedungombo Turun Drastis
Reviewed by samsul huda
on
December 15, 2019
Rating:
Post a Comment