Alokasikan Rp 10 Triliun, Kementerian PUPR Percepat Padat Karya di 34 Provinsi
GTOPNEWS.COM - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) percepat realisasi
Program Padat Karya Tunai (PKT/cash for
work) pada tahun 2020 dengan anggaran sebesar Rp 10 triliun. Proyek itu tersebar
di 34 Provinsi.
Percepatan program padat karya Kementerian PUPR utamanya adalah untuk
mempertahankan daya beli masyarakat dan mengurangi angka pengangguran di tengah
ketidakpastian kondisi ekonomi akibat Pandemi COVID-19.
Anggaran program padat karya digunakan untuk 7 program. Yaitu Percepatan
Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI), Pemeliharaan Rutin Jalan &
Jembatan, Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), penataan
Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle
(TPS 3R), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), Pembangunan Baru dan Peningkatan
Kualitas Rumah Swadaya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan program infrastruktur kerakyatan
(Padat Karya Tunai) sangat penting bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Sebab
pembangunan infrastruktur padat karya, selain untuk memacu pertumbuhan ekonomi
dan meningkatkan daya beli masyarakat, juga bertujuan mengurangi pengangguran.
“Selain memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat,
PKT bertujuan mendistribusikan dana hingga ke desa/ pelosok. Pola pelaksanaan
PKT nanti harus memperhatikan protokol physical & social distancing untuk
pencegahan penyebaran COVID-19,” kata Menteri Basuki melalui video conference
bersama media di Jakarta, Selasa (7/4/2020).
Tahun 2010 program padat karya di Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya
Air yakni P3TGAI. Proyek itu tersebar di 10 ribu lokasi dengan anggaran Rp 2,25
triliun.
Saat ini sebanyak 761 lokasi P3TGAI sudah mempersiapkan/memulai kegiatan
sosialisasi dan 73 lokasi sudah melaksanakan kegiatan konstruksi fisik, berupa
pembangunan saluran irigasi tersier di 15 lokasi di Lampung, 10 lokasi di Bali,
dan 48 lokasi di NTT, dengan anggaran per lokasi sebesar Rp 225 juta.
Di bidang jalan dan jembatan di Ditjen Bina Marga tahun 2020 dilaksanakan
PKT berupa pemeliharaan rutin jalan sepanjang 47.017 km dengan
anggaran Rp 0,489 triliun, misalkan untuk pembersihan median jalan,
pengecatan marka dan berem.
Selain jalan, juga dilakukan pemeliharaan rutin jembatan menggunakan skema
swadaya masyarakat sepanjamg 496.080 m dengan anggaran Rp. 110
miliar, misalkan untuk pengecatan rangka jembatan.
Sedangkan di bidang permukiman di Ditjen Cipta Karya pada 2020 akan
dilaksanakan PKT PISEW di 900 kecamatan dengan anggaran Rp 540 miliar, TPS-3R
di 106 lokasi dengan anggaran Rp 63 miliar, PAMSIMAS di 4.717 lokasi dengan
anggaran Rp. 1,099 Triliun dan SANIMAS di 1.028 lokasi dengan anggaran Rp. 391
miliar.
PAMSIMAS dan SANIMAS merupakan program padat karya untuk mendukung
pencegahan stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak balita melalui
penyediaan sarana prasarana air bersih dan sanitasi.
Beberapa kegiatan PAMSIMAS yakni pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) baru, perluasan dan optimalisasi SPAM eksisting dengan modul sambungan rumah.
Sementara beberapa kegiatan SANIMAS yakni prasarana mandi, cuci, kakus (MCK),
instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal, IPAL kombinasi dengan MCK, dan
sambungan rumah (SR).
Program selanjutnya di bidang permukiman adalah KOTAKU di 364 kelurahan
dengan anggaran Rp 382 miliar. KOTAKU bertujuan untuk meningkatkan akses
terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di kawasan kumuh perkotaan untuk
mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan
berkelanjutan.
Tahun 2016-2019, KOTAKU telah mencakup 5.086 kelurahan. Lima komponen
kegiatan KOTAKU adalah perbaikan saluran, pembangunan tempat penampungan sampah
(TPS), pembangunan jalan lingkungan, penanggulangan kebakaran (jalur evakuasi)
dan ruang terbuka hijau (RTH).
Kemudian di bidang perumahan akan dilaksanakan PKT peningkatan kualitas
rumah swadaya sebanyak 166 ribu unit dengan anggaran Rp 3 triliun dan
pembangunan baru rumah swadaya sebanyak 10 ribu unit dengan anggaran Rp 371
miliar.
PKT tersebut dilaksanakan melalui program Bantuan Stimulan Perumahan
Swadaya (BSPS) di bawah tanggungjawab Ditjen Penyediaan Perumahan, baik berupa
peningkatan kualitas ataupun pembangunan rumah baru.
Untuk peningkatan kualitas rumah, masyarakat mendapat bantuan Rp 17,5 juta
sementara untuk pembangunan rumah baru sebesar Rp 35 juta. Dengan stimulus ini
diharapkan timbulnya prakarsa dan upaya masyarakat dengan menumbuhkembangkan
keswadayaan penerima bantuan, karena salah satu prinsip BSPS adalah masyarakat
sebagai pelaku utama. (syam/TN)
Alokasikan Rp 10 Triliun, Kementerian PUPR Percepat Padat Karya di 34 Provinsi
Reviewed by samsul huda
on
April 08, 2020
Rating:
Post a Comment