BUMN Tak Naikkan harga Masker
GTOPNEWS.COM - Holding badan usaha milik
negara (BUMN) sektor farmasi menyatakan tidak terlibat dalam praktik mafia alat
kesehatan (alkes). Namun mereka mengakui, bahwa hal semacam itu mungkin saja
dilakukan oknum di luar BUMN di tengah pandemi COVID-19.
"Apa-apa yang kami lakukan sepenuhnya
untuk BUMN, kita tidak mungkin melakukan itu," kata Direktur Utama Bio
Farma Honesti Basyir.
Ia mengatakan hal itu dalam rapat dengar
pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI secara virtual, Selasa (21/4/2020).
Ia mengatakan BUMN memiliki dua fungsi,
yaitu agent of development dan perusahaan yang dituntut untuk
memperoleh keuntungan. Namun di tengah pandemi COVID-19 ini, pihaknya tak memanfaatkannya
dengan menaikkan harga.
"Pada saat kondisi pandemi seperti
ini kami memilih mementingkan fungsi kami sebagai agent of development,"
ujarnya.
Dia mencontohkan, Kimia Farma masih
menjual masker dengan harga terjangkau Rp 2.000 per pcs. Sementara pihak lain,
menurutnya mungkin sudah menjual di harga Rp 10.000 dan sebagainya.
"Itu untuk menjaga semua orang bisa
mendapat suplai masker yang cukup," kata Basyir.
Tapi BUMN saat ini hanya sebagai
distributor masker dan belum menjadi produsen. Untuk itu mereka membutuhkan
kepastian suplai agar harga tak merangkak naik.
Dalam menyuplai kebutuhan alkes yang
belum bisa mereka produksi sendiri, pihaknya bertransaksi langsung dengan
pabrikan untuk menghindari praktik mafia.
"Di sinilah
mungkin karena terjadinya demand yang sangat tinggi mulai ada yang bermain
sehingga harga naik. Tapi kami pastikan bahwa BUMN farmasi tidak melakukan
itu (praktik mafia) dan kita juga berusaha untuk melakukan deal langsung
dengan pemilik teknologinya (pabrikannya)," jelasnya. (syam/TN)
|
BUMN Tak Naikkan harga Masker
Reviewed by samsul huda
on
April 23, 2020
Rating:
Post a Comment