KPU Ajak Pemilih Tolak Politik Uang
GTOPNEWS.COM - Pelaksana Harian (Plh) Ketua KPU Ilham Saputra mengingatkan seluruh pasangan calon dan para pemilih dalam Pilkada Serentak 9 Desember 2020 agar mewujudkan pilkada berintegritas.
KPU menyampaikan
kepada konstituen dalam setiap program pendidikan pemilih untuk menolak politik
uang.
“Kami menegaskan tolak politik uang dalam setiap sesi
pendidikan pemilih oleh KPU. Kami juga mendorong peserta Pilkada menandatangani
pakta integritas,’’ kata Ilham dalam Webinar Nasional Pilkada Berintegritas
2020, Selasa (20/10/2020).
Webinar itu diikuti seluruh calon kepala daerah di 270
daerah peserta Pilkada Serentak 2020. Ikut menyampaikan pembekalan adalah Kementerian
Dalam Negeri (Kemendagri), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan KPK.
Ilham mengatakan, bahwa KPU telah mengembangkan
aplikasi Sistem Informasi Dana Kampanye (Sidakam), di mana salah satu tujuannya
adalah mendorong keterbukaan peserta Pilkada terhadap aliran dana kampanyenya.
Sementara itu Ketua Bawaslu Abhan mengatakan, kualitas
dan integritas pemilihan di tingkat daerah merupakan salah satu indikator
kesuksesan demokrasi.
Penyelenggaraan Pilkada berintegritas menurutnya merupakan
syarat mutlak terwujudnya pilkada berkualitas. Politik uang dinilainya sebagai pelecehan
terhadap kecerdasan pemilih yang merusak tatanan demokrasi dan meruntuhkan
harkat dan martabat kemanusiaan.
Dampak politik uang juga dinilai mematikan kaderisasi
politik, kepemimpinan tidak berkualitas, merusak proses demokrasi, pembodohan
rakyat, biaya politik mahal yang memunculkan politik transaksional, dan korupsi
dimana anggaran pembangunan dirampok untuk mengembalikan hutang ke para cukong.
Pembekalan terakhir disampaikan Menteri Dalam Negeri
(Mendagri) Tito Karnavian. Tito mengatakan kesuksesan Pilkada merupakan
orkestrasi dari sejumlah elemen, baik pemerintah pusat dan daerah, penyelenggara
pemilu, pengawas pemilu, dan masyarakat.
Dari sisi anggaran misalnya, Tito mengatakan
pemerintah pusat telah menganggarkan dana dari APBN, dan telah pula ditransfer
ke daerah yang akan menyelenggarakan Pilkada.
Berdasarkan data per-Oktober 2020, kata Tito, realisasi
APBN 2020 untuk penyelenggaraan pilkada telah mencapai 98,04 persen.
Anggaran APBN 2020 untuk Pilkada adalah sebesar Rp
15,19 triliun, dengan realisasi serapan sebanyak Rp 14,89 trliun. Jadi,
anggaran yang belum ditransfer adalah Rp 297,87 miliar. (syam/TN)
Post a Comment