Resmikan RS Internasional Wates, Sultan Minta Pelayanan Pasien Non-Covid-19 Harus Tetap Maksimal
GTOPNEWS.COM – Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta rumah sakit rujukan Covid-19 tetap memberikan layanan yang optimal kepada pasien non Covid-19 dengan resiko penularan seminimal mungkin.
Sultan mengatakan hal itu ketika mersmikan gedung baru RS Internasional
Wates, Kamis (3/12/2020). Peresmian tersebut berlangsung secara virtual karena
penyebaran Covid-19 di DIY masih tinggi.
Ia mengatakan Covid-19 mengubah layanan dan prilaku civitas rumah sakit
yang secara bersamaan tetap menjalankan aktivitas normal seperti biasa.
Rumah sakit diharuskan memikirkan langkah merawat pasien Covid-19 tapi juga
memberikan layanan pasien non Covid-19 dengan optimal dan mempertimbangkan
resiko penularan seminimal mungkin.
Hal itu dinilai bisa tercapai dengan menerapkan pencegahan dan pengendalian
infeksi sesuai pedoman Kementerian Kesehatan.
Pedoman ini merupakan upaya memetakan acuan agar layanan di rumah sakit
bisa diberikan dengan aman sekaligus meminimalisir rantai penularan.
Meski pedoman itu masih terus disempurnakan
mengikuti perembangan pandemi, tetapi dengan pandauan itu diharapkan memudahkan
pengelola dan pengunjung rumah sakit menerapkan adaptasi kebiasaan baru selama
di rumah sakit.
‘’Paling tidak pedoman itu bisa dijadikan acuan bagi rumah sakit rujukan,’’
kata Sultan.
Sultan mengatakan selama Covid-19 melanda, rumah sakit adalah benteng
terakhir dalam melawan pandemi ini. Bagi pasien kasus berat dan sedang yang
memerlukan layanan intensif dengan segala keterbatasannya, rumah sakit
diharapkan mampu mengerahkan seluruh sumber daya manusianya untuk menghadapi
wabah tersebut.
Bupati Kulonprogo Sutedjo mengatakan gedung baru RS Internasional Wates
saat ini sudah mulai beroperasi secara berahap sejak Maret 2020 ketika pandemi
Covid-19 mulai melanda.
Gedung Medik Terpadu sudah dioperasinalkan 90 %, sedangkan Gedung Rawat Inap baru 60 %. Gedung Asrama dioperasionalkan Juli 2020 dimanfaatkan untuk isolasi mandiri masyarakat dengan kondisi positif Covid-19 dan tanpa gejala. Sedangkan Gedung Apartemen dioperasionalkan untuk isolasi mandiri bagi tenaga kesehatan RSUD Wates.
Pembangunan RS ini dimulai 2015 dari hibah tanah seluas 4,4 hektare. Pembiayaan
pembangunan RS itu menelan anggaran Rp 304,9 miliar yang bersumber dari Blud RSUD
Wates sebesar Rp 41,9 miliar, APBD Kulonprogo Rp 75,7 miliar, dan APBD Provinsi
DIY Rp 187,3 miliar. Pengadaan alat kedokteran tahun 2020 dianggarkan Rp 20
miliar.
Bangunan fisik rumah sakit itu dikerjakan BUMN Karya dari PT Nindya Karya (NK)
(Persero). Sutedja mengatakan beberapa kendala yang menyebabkan seluruh
gedung
belum dapat dioperasinalkan dengan optimal karena masih terdapat kekurangan alat-alat
kesehatan, sarana prasarana dan SDM. (syam/TN)
Post a Comment