IPK Indonesia 2022 Melorot 4 Poin, Petinggi Penegak Hukum Diminta Jokowi Tingkatkan Pemberantasan Korupsi
GTOPNEWS.COM – Presiden RI Joko Widodo mengundang Menko Polhukam Mahfud MD, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Panglima TNI Yudo Margono, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dan Ketua KPK Firli Bahuri ke Istana Negara.
Mereka diundang untuk
membahas turunnya Indeks Persepsi Korupsi (IPK) di Indonesia pada tahun 2022.
‘’Akibat turunnya IPK
itu, para petinggi penegak hukum kita diminta
Presiden Jokowi meningkatkan kinerjanya dalam mencegah dan memberantas korupsi,’’
kata Mahfud MD di Jakarta.
Deputi Transparency
International Indonesia (TII) Wawan Suyatmiko mengatakan, IPK Indonesia pada tahun
2022, turun 4 poin menjadi 34 dari sebelumnya 38 di 2021. Kini Indonesia berada
di posisi 110 dari 180 negara yang disurvei.
‘’Kita prihatin dengan
turunnya IPK itu,’’ kata Wawan di Jakarta, Senin 31 Januari 2023.
Ia mengatakan skor IPK dimulai dari 0 hingga 100.
Artinya, 0 sangat korup, sedangkan 100 sangat bersih. Pada 2021, skor IPK
Indonesia adalah 38 dengan peringkat 96.
"Skor ini turun 4 poin dari tahun 2021 dan
merupakan penurunan paling drastis sejak 1995," kata Wawan.
TII merilis IPK Indonesia 2022 mengacu pada
8 sumber data. Termasuk penilaian sejumlah ahli untuk mengukur korupsi sektor
publik pada 180 negara dan teritori.
Di Asia Tenggara, lanjutnya, Singapura merupakan negara
yang dinilai paling tidak korup dengan skor 83. Kemudian diikuti Malaysia
dengan skor 47, Timor Leste 42, Vietnam 42, dan Thailand 36. Adapun Indonesia
dengan skor 34, Filipina 33, Laos 31, Kamboja 24, dan Myanmar 23.
Sedangkan di tingkat global, Denmark menduduki
peringkat pertama dengan IPK 90, diikuti Finlandia dan Selandia Baru
87, Norwegia 84, Singapura, Swedia 83, dan Swiss 82.
Sementara posisi terendah terjadi di Somalia dengan
skor 12, Suriah dan Sudan Selatan 13, serta Venezuela 14. "Dalam indeks
kami tampak negara dengan demokrasi yang baik rata-rata skor IPK 70
dibandingkan negara yang cenderung otoriter, maka tingkat korupsinya rata-rata
26," ujar Deputi TII itu. (syam/TN)
Post a Comment