Transaksi Mencurigakan Rp 300 Triliun di Ditjen Pajak dan Be Cukai, Wapres: Usut Tuntas
GTOPNEWS.COM - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta bila ditemukan transaksi 300 triliun di Ditjen Pajak maupun Bea Cukai mencurigakan, harus diusut tuntas.
"Kalau
ada hal-hal yang mencurigakan, saya kira harus diusut tuntas," kata Ma'ruf
di Jakarta, Jumat (10/3/2023).
Wapres
mengatakan sudah menjadi tugas aparat yang berwenang untuk mengusut temuan yang
memiliki indikasi penyimpangan.
"Jika ada
indikasinya menjadi kewenangan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan untuk
mengusutnya. Bila hal itu berlanjut tentu akan ditangani sesuai dengan aturan,’’
ujarnya.
Sebelumnya,
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD
mendapatkan laporan adanya pergerakan uang mencurigakan sebesar Rp 300 triliun
di lingkungan Kementerian Keuangan. Sebagian besar pergerakan uang itu terjadi di
Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Mahfud sebagai
Ketua Tim Pengendalian Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) mengaku sudah
menyerahkan laporan adanya transaksi janggal itu di Kementerian Keuangan di
luar kasus Rafael Alun Trisambodo.
Menteri
Keuangan Sri Mulyani mengaku baru menerima surat laporan adanya aliran dana mencurigakan
sebesar Rp 300 triliun di lingkungan Direktorat Pajak dan Direktorat Bea Cukai.
"Saya
terima tadi pagi tapi karena sedang terbang ke sini (Kota Solo). Jadi saya
belum lihat suratnya, tapi saya sudah scan," kata Sri Mulyani usai
mendampingi Presiden Jokowi melakukan peninjauan di KPP Pratama Solo, Kamis
(9/3/2023).
Sri Mulyani
mengatakan dalam lampiran surat 36 halaman itu, tidak menunjukan angka Rp 300
triliun seperti diungkap Menko Polhukam Mahfud MD dan Kepala Pusat Pelaporan
dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana.
"Terus
terang saya tidak lihat di dalam surat itu, angkanya. Dari mana angkanya tidak
jelas. Nanti kalau kembali ke Jakarta saya akan bicara lagi dengan Pak Mahfud
dan Pak Ivan tentang angkanya dari mana," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani
juga mengaku akan melakukan koordinasi secara kooperatif untuk mengetahui
adanya kecurigaan aliran dana tersebut.
"Ayo Pak
Mahfud, aku dibantu, aku senang, kita bersihin," jelasnya. Sri Mulyani menegaskan
data itu terbukti dirinya akan melakukan menindak tegas seperti yang dilakukan
terhadap pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Rafael Alun Trisambodo.
"Data-data
yang kita miliki kita share juga dengan KPK. Sehingga dari sisi penegakan hukum
tetap dilakukan. Jadi ada pembagian tugas dari kami ASN dan dari penegakan
hukum," katanya. (syam/TN)
Post a Comment